Friday, June 5, 2009

Satu Tahun ... Satu Bulan ... Satu Hari ...


If I'm not mistaken, almost 7 years ago I left you in your deep sleep in my room in my apartment because I had to fly back to Indonesia ... I never knew if that day was the last day I saw you ...



"Satu tahun ... satu bulan ... satu hari ..." Kalimat itu yang dari tadi siang berputar-putar di kepala saya. Hari ini, tepat satu tahun, satu bulan, satu hari, saya kehilangan sahabat saya. Gadis cantik blasteran Indonesia dan Australia yang pergi terlalu muda meninggalkan dunia fana beserta isinya yang pastinya akan selalu ingat dan merindukannya.

Kabar tak mengenakkan itu saya dapat melalui pesawat telepon bulan mei tahun 2008. Leanne, begitu Ia kerap disapa, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil saat Ia pulang kerja di negara Kangguru, Australia. Kaki saya lemas begitu mendengar Ibunda saya menyampaikan berita duka itu. Kesedihan saya tidak bisa digambarkan dengan apapun. Tidak hanya sedih, saya pun menyesal, menyesal karena saya tidak bisa menghadiri pemakamannya, karena terlalu jauh. Saya di Indonesia, sedangkan Leanne dimakamkan di Australia.

Segera setelah mendengar berita tersebut, saya log in ke dalam situs jejaring bertajuk Facebook, dan mencari nama Leanne Montgomery di friends list saya. Begitu saya klik namanya, saya masuk ke halaman profilnya, melelehlah air mata saya. Saya menatap foto-foto cerianya. Saya tidak menyangka Leanne akan pergi begitu cepat. Dia masih muda, berbakat dan juga menjadi favorit teman-temannya karena memang dia memiliki personality yang menyenangkan.

Tiba-tiba, tanpa saya minta, otak saya pun me-rewind kejadian-kejadian yang sudah saya lewati bersamanya. Dua setengah tahun saat kami masih menjadi siswa dan anggota asrama putri Monivae College di Hamilton, Victoria (negara bagian selatan Australia), adalah saat-saat di mana kami dekat layaknya kakak beradik. Pada saat itu, hanya kami bertiga (plus kakak saya) yang merupakan foreign student (siswa yang berasal dari negara lain) di kota Hamilton. Saya dan Leanne banyak menghabiskan waktu bersama, bahkan sampai setelah kami lulus high school pun, kami masih sering bersama.

Malam itu (saya lupa tepatnya tanggal berapa), kira-kira 7 tahun yang lalu. Leanne mengetuk pintu apartemen saya. Dia basah kuyup dan menggigil, karena memang saat itu sedang musim dingin dan hujan turun luar biasa derasnya. Malam itu Leanne menghabiskan waktunya di apartemen saya, bercerita ... bercerita ... dan bercerita. Malam yang penuh dengan tawa dan canda itu harus diakhiri dengan bed time story karena pagi-pagi sekali, saya sudah harus berada di airport. Saya hendak pulang ke Indonesia dalam rangka liburan. Di pagi harinya, saya melihat Leanne masih nyenyak tidur di balik selimut saya yang tebal. Saya hanya berpamitan biasa sambil memberikan sun pipi di kedua pipinya.

Sekembalinya saya ke Australia, saya melihat ada secarik kertas yang duduk manis di atas tempat tidur saya bertuliskan "Thank you for having me and letting me stay on your very comfortable bed. Love: Leanne"

...

...

...

Hari ini, saya duduk di depan laptop saya, mengenang kembali detik-detik terakhir saya memberikan sun di kedua pipi Leanne. I swear to God, I never knew that day would be the last day I saw you,Leanne ... and Yes!! Of course I would love to have you and let you stay comfortably in my heart, forever ...

To live in hearts we leave behind is not to die, Rest In Peace, beautiful one. You are definitely a very good friend but gone too soon...

"You're in the arms of the angel May you find some comfort there"


2 comments:

  1. aku sempet terdiam lama pas baca tulisan ini. Pernah merasakan hal yang sama soalnya.

    Mudah-mudahan Leanne tenang disana. Dia udah nemuin kebahagiaan abadinya disana. Amin...

    *menghela nafas lagi*

    ReplyDelete
  2. @Met-met

    hmmmhhh ... walaupun tulisan itu aku yang nulis sendiri, tapi tiap kali aku baca ulang, tetep aja terasa sesek di dada dan akhirnya sama dengan yang kamu lakukan, menghela napas ...

    Aku aminin ya Met doanya ... ;)

    *hugs*

    ReplyDelete