
Dari kecil pasti kita sudah diajari sebuah jargon yang akan menempel di otak kita tentang hebatnya seorang Ibu. Surga Ada Di Telapak Kaki Ibu, begitulah bunyinya. Minggu-minggu terakhir ini, kalimat itu kembali terngiang-ngiang di telinga saya. Dan kalimat itu juga yang memberi inspirasi untuk saya dalam menjalani kehidupan saya belakangan ini. Selain itu, kalimat sakti itu jugalah yang saya jadikan inspirasi untuk menjawab pertanyaan dari seorang teman yang curcol alias curhat colongan sama saya beberapa hari lalu.
"Aku sampai bilang ke Ibuku kalo aku ini udah pingin nikah..." celetuk salah seorang teman dekat saya yang menjadikan kalimat tadi sebagai pembuka sesi curhat via YM beberapa hari yang lalu. Saya sendiri heran, teman saya ini sudah sering bilang bahwa dia ingin menikah secepatnya. Menanggapi ucapan teman saya itu, saya hanya bisa menghadiahi dia icon tersenyum yang tersedia dalam list smileys Yahoo Messenger.
Laki-laki yang sudah menjadi teman dekat saya selama kurang lebih 3 tahun ini berprofesi sebagai pengabdi bangsa yang berkiprah di bidang pendidikan, jomblo bahagia dan ingin segera menikah. Lucunya, setiap saya tanya apakah dia sudah punya pacar atau paling tidak teman dekat perempuan, jawabannya selalu: BELUM. Itulah yang membuat saya selalu tertawa dibuatnya. Gimana mau cepet-cepet nikah kalau teman perempuan yang dekat saja dia belum punya hahahaha.
Eh tapi jangan salah, saya selalu punya persepsi bahwa teman saya ini adalah playboy sejati. Bukannya dia BELUM punya teman perempuan yang dekat, tapi dia punya terlalu banyak teman perempuan yang rajin ditelponi dan dirayu setiap malam ahahahaha, dasar laki-laki! Jujur saja, saya yang terlanjur mengenal dia dengan karakter sebagai pencinta wanita jadi suka sebal sendiri mendengar keluhan-keluhannya seputar kehidupan asmaranya.
Teringatlah saya akan petuah bijak adik Ibunda saya yang menceramahi saya beberapa waktu lalu tentang pernikahan. "Ayo dong, kamu tuh udah saatnya nikah lho, umurmu kan udah 26 tahun, mau nikah umur berapa kamu?" begitulah kalimat si tante yang membuat saya diam seribu bahasa. Mungkin si tante melihat kebimbangan di wajah saya, lalu beliau mengajarkan saya beberapa jurus jitu untuk memantapkan hati agar segera beranjak ke pelaminan.
Sederhana sih sarannya, si tante menyarankan saya untuk menyuarakan isi hati saya kepada Ibunda tercinta,
"Bunda, saya minta doanya
supaya saya diberikan Allah jodoh
yang tidak hanya semata-mata sayang sama saya,
tapi juga siapa pun yang berjodoh dengan saya
haruslah sayang sama Bunda, Ayah dan Mas."
Lalu sebagai penutup saya juga disarankan untuk meminta segelas air putih yang sudah mendapat "restu" dari Ibunda. Menurut si tante, jika saya meminum air putih yang sudah terisi dengan doa dan restu dari Ibunda tercinta, niscaya jalan menuju kemantapan hati itu akan terbuka.supaya saya diberikan Allah jodoh
yang tidak hanya semata-mata sayang sama saya,
tapi juga siapa pun yang berjodoh dengan saya
haruslah sayang sama Bunda, Ayah dan Mas."
Setelah saya renungkan, mungkin bukan karena air putihnya, tetapi karena doa dari Ibunda yang tulus dan ikhlas (kapan sih seorang ibu tidak mendoakan anaknya dengan tulus dan ikhlas? Makanya kita selalu diajari jargon yang menyebutkan bahwa surga ada di telapak kaki ibu :D) yang menjadi batu loncatan agar doa saya di dengar Allah. Saya sendiri percaya sekali bahwa doa Ibu adalah doa yang paling luar biasa sakti. Dengan doa dari Bunda dan ridho Allah SWT Insya Allah saya diberi kemudahan untuk memantapkan hati menuju pernikahan.
Berdasarkan pengalaman yang saya dapat minggu lalu, saya menjawab keluhan teman saya tadi dengan hal sama yang diajarkan adik Bunda saya. Bagian yang lucu adalah, disaat saya menanggapi curhatan teman saya itu, saya seolah-olah menjadi orang yang paling sok tau sedunia hahahaha. Padahal dalam kenyataannya saya sendiri belum mempraktekkan apa yang disarankan si tante. Tapi nggak apa-apalah, niat saya kan membantu teman ...
Hebatnya, sehabis saya berbicara panjang lebar dengan teman saya tentang saran-saran tadi, teman saya pun terdiam seribu bahasa. Nggak jauh beda dengan sikap saya setelah di ceramahi si tante hehehehe. Saya membayangkan, mungkin dia di sana sedang berpikir keras, bagaimana caranya melakukan saran yang saya fotocopy dari tante saya tadi. Dan kesimpulan yang saya dapat saat ini, mungkin saja teman saya itu sekarang melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan. Dia akan dengan sok taunya memberikan saran yang kepada orang lain tanpa dia mempraktekan saran itu pada dirinya sendiri. *wink*
setuju, doa ibu adalah doa yang sangat2 luar biasa saktinya ...
ReplyDeleteibu... orang paling luar biasa. Salam cinta untuk seluruh ibu di seluruh dunia, terutama ibu saya sendiri *ya iya atuh. Kan saya anaknya. Hehehehe*
ReplyDeletebtw mbak, saya aja yang umurnya masih 20 taun, udah mulai ditanyain kapan mau nikah. Ampun... lulus kuliah juga belom T_T
bunda doa engkau adalah kekuatan kami...
ReplyDeletebunda oh bunda :D
ReplyDelete